November 29, 2009

The Hardest One

Ini adalah the best and the hardest part dari buku Anand Krishna dalam “Sabda Pencerahan”, aku kutipkan untuk kalian... get ready ya!!!

(Matthew 10:34-39)
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Menurut Anand Krishna seorang nabi (Isa) sering menggunakan kata-kata yang tajam untuk mengusik kita, tujuannya adalah untuk mengikis ego.. sama seperti yang dilakukan Lao Tze, Krishna atau Buddha. Ia (Isa) datang untuk memisahkan kita dari segala sesuatu yang membelenggu diri kita selama ini. Yang harus kita tinggalkan bukan isteri, bukan keluarga, tetapi rasa kepemilikan kita, keterikatan kita pada mereka.............. (Weeeww so sharp like a knife...)

Menurut Anand Krishna lagi.. nikmatilah dunia tanpa rasa keterikatan... tanpa rasa kepemilikan...
(so difficult kan??)

Nasehat ini mengingatkanku pada pemikiran yang sering terlintas di kepalaku:
Waktu aku kecil aku sering berpikir, aku sangat nyaman, beruntung, bahagia karena dilahirkan dari orang tuaku yang sekarang.... bahkan aku pernah berharap, bila memang ada kehidupan yang berikutnya... aku ingin dilahirkan dari orang tuaku yang sekarang lagi....
Bahkan sekarangpun aku masih sering berpikir.. aku memiliki seorang putri yang cantik dan pintar... aku tidak ingin lagi dipisahkan... aku mau kehidupan yang akan datang dia jadi putriku lagi....

Hemmmpphh.... memangnya siapa aku beraninya mengatur kehidupan...
Apakah mereka bahagia aku miliki?.... itu hanyalah ego kita yang semakin lama semakin menebal...
Kita perlu kehadiran nabi di tengah kita, hingga kita tidak lagi berselubungkan sifat keduniaan.

Mencintai, memelihara, menjaga, mengupayakan kebaikan bukanlah kesalahan, dimana letak kesalahannya dalam semua hal itu... bila kita melakukannya untuk hal yang bersifat penguasaan.

Ini hanya bagian kecil perumpamaan, untuk memahami semua ajaran Isa kita harus kosong, banyak aspek kehidupan kita akan dijungkir balikkan... are you ready?

November 7, 2009

Tentang Maaf

Meski hanya dalam hatimu kaukatakan:
" Maafkan aku!"...

Sebenarnya... dalam hatikupun aku berkata:
" Sudah kumaafkan!"...

October 31, 2009

Marah

Guru.. ijinkan aku melepaskan emosi
Belum pernah aku merasakan seperti ini
Begitu banyak yang tertahan di benakku..

Guru.. aku ingin berteriak...
Guru aku sangat marah...
Ingin kulempar gelas ke dinding
Ingin ku cabik alas tidurku
Ingin ku robek tirai kamarku

Ingin kuhempas kepala ke karang
Ingin kutusuk pisau ke jantung

Guru aku sakit... sangat sakit

Jauhkan aku dari smua ini, aku tak sanggup menanggungnya
Beri aku kekuatan, penuhi hidupku dengan kenyataan
dan jauhkan aku dari kepalsuan...

October 30, 2009

What should I listening to?

Apa yang harus lebih aku dengar? Hati.... atau Pikiran.... Mereka sedang bertarung, memperebutkan jiwaku... Aku hanya hening, diam, pasrah, dan menunggu... Bilakah mereka sepakat dan menghasilkan keputusan....??? Aku menunggu jawaban, dalam keputus asaan, Jiwaku sudah lelah, duhai pikiran dan hatiku... kembalilah satu... bertahtalah lagi mengisiku... mari kita akui kita tak mampu... Heninglah bersamaku, hanyutlah bersamaku dalam kekosongan, karena di situ kita smua dipulihkan...

October 28, 2009

Panembah lan Pangesti

Dhuh, Allah, Pangeran kawula saha Sesembahan kawula ingkang sejati.
Dhuh, Pangeran, inggih amung Tuwan ingkang amurba wasesa jagad ageng tuwin jagad alit inggih sadaya alam saisinipun.
Dhuh, Pangeran, kawula nyuwun lumunturing sih Tuwan, mugi keparenga Tuwan angentas sadaya umat Tuwan
saking jejember dhumateng kasucian,
saking pepeteng dhumateng pepadhang sejati,
saking margi sasar dhumateng margi leres,
saking papa dhumateng kamulyan langgeng,
Dhuh, Suksma Sejati, Panutan saha Guru kawula ingkang sejati, inggih Guruning Jagad, kawula nyuwun mugi katuntuna sadaya umat lumampah ing margi leres inggih margi utami ingkang anjog ing karahayon, katentreman, tuwin kamulyan langgeng inggih ing ngayuning Pangeran Sejati.
Satuhu.

October 6, 2009

Terbang

Jika aku boleh berkata-kata
Apa kata-kata yang tepat...???
Tak ada yang mewakili... rasa yang begitu bahagia...
Hingga aku begitu ringan, hingga aku bisa terbang, bagai putik kembang yang tertiup angin
Aku akan senang menari di udara, aku akan tertawa dengan menutup mata...
Kurentangkan tangan, kuberputar-putar, kumelompat, kuteriak...
Apa yang ada di dada?? ? Kenapa aku begitu bahagaia dengan tiba-tiba...

Aku merasakan keberadaanku secara nyata...
Aku hidup di dunia...
Aku punya cerita...
Dan aku gembira...

Kuhirup nafas dalam perlahan...
Kurasakan alam...
Oh Demi Tuhan.. aku hidup.. dan bahagia..
Aku merasakannya, kali ini nyata.

August 31, 2009

Believe in You

Salam bagi-Mu Bapa
Ini aku...manusia itu..
yang begitu kau cinta..
meski selalu lambat menyapa,

Aku mencariMu saat hati mulai sepi,
saat pekerjaan tak lagi menyibukkanku,
saat terlampiaskan emosi pada duniaku,

Bapa, kau seperti hiburan dalam waktu luangku...
betapa sakit hatiMu...

Bapa, ajari aku lagi... dan sekali lagi... dan sekali lagi
Menikmati kehadiranMu
Mensyukuri cintaMu

Bapa, aku mengosongkan diriku, bukan salahMu...
Bilakah Kau mau mengisiku, sembuhkan aku lagi...
Riak-riak ini akan berlalu saat Kau membanjiriku...
Meski aku menyadari semua ini, tapi aku tak mampu melawannya,...
Raga ini milikMu, jiwa ini milikMu, maka jamahlah aku, pulihkanlah aku, I believe in You

Mahendraswari ©290809

June 20, 2009

Tentang Aku

Itulah kisahku dengan Menara Gadingku...
kuperjuangkan dengan seluruh jiwaku...
hingga kedalaman sukmaku...
Aku hendak berangkat, tuk membangun pagar..
Kan kubuatkan pagar emas bagimu...
dengan kunci setiap sel darahku...
dengan palang seluruh air mataku...

Kau begitu rapuh, tak selayaknya kusentuh...
Kau begitu indah, tak selayaknya hancur luluh...

Menara Gading...
Bawa aku bersamamu
pada saatnya nanti, sang keabadian menjemputmu..
Kau diam di sudut hatiku, tak kan pernah mampu aku melepasmu
Seumur hidupku dan seumur matiku...
Tuhan Besertamu!!!

June 18, 2009

My Confession

Ijinkan aku membuka topengku
Ini aku...
Aku yang telah lelah menipumu

Dengarkan pengakuanku
Aku... bukanlah malaikatmu
Aku... bukanlah mataharimu
Aku... bukanlah cahayamu
Aku... bukanlah air hidupmu
Aku... bukanlah udara bagimu

Aku hanya aku
Aku tak mampu mengiringimu dalam tawaku... selalu
Aku tak mampu menjadi gada atau pedangmu... selalu
Aku tak mampu menjadi seperti maumu...selalu
Aku tak mampu menjadi damai bagimu... selalu
Aku tak mampu meringankan bebanmu... selalu
Aku tak mampu membahagiakanmu... selalu

Aku cuma aku
Kadangkala aku sedih dan memerlukan pundakmu
Kadangkala aku lelah dan memerlukan pelukanmu
Kadangkala aku resah dan memerlukan belaianmu
Kadangkala aku salah dan memerlukan tuntunanmu

Aku bertahan supaya tak kausingkirkan
Tapi inilah aku...
Aku yang bukan siapa-siapa bagimu
Aku yang hanya hiburan bagimu

Sejujurnya aku mengharap cintamu
Sejujurnya aku mengharap pengakuanmu
Sejujurnya aku ingin kasih sayangmu

Masih adakah hatimu? setelah kautau siapa aku
Aku hanya bisa tertunduk bisu
dan siap menerima pedang yang akan kauhujamkan keleherku
Maafkan aku...


Mahendraswari©18062009

May 26, 2009

Let Me Share U

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Lukas 16 : 10, 13)

Bapa...
Bila saat ini kau melihatku begitu utuh, tentulah bukan karena kekuatanku...
Kasih-Mulah yang selalu membuatku penuh...
Dalam segala hal yang begitu mustahil bagiku, ternyata tidak bagiMu...

Dalam segala kelemahanku, aku sedang berproses... seperti kehendakMu
Kau jauhkan aku dari hal yang instant, semata karena cintaMu...
Perlahan tapi pasti, Kau terus menyempurnakan hidupku...
Memangkas habis setiap kesombonganku...
Kautunjukkan padaku sisi kelemahanku...bukan untuk menjatuhkanku...
Kaukuatkan aku dengan caraMu...

Dominus Illuminatio Mea
Tuhan adalah Cahaya Hidupku...


Mahendraswari ©15052009:13.38PM

April 6, 2009

Anggur dalam Cawan

This is my conversation with Him...
Me : Bapa, apakah yang ada di tanganMu itu???
Him : Sebuah cawan, anakKu...
Me : Apa isinya? dan untuk apa Bapa?
Him : Anggur sukacita, dan sebenarnya hendak kuberikan seluruhnya kepadamu, anakKu...
Me : Benarkah Bapa... Jadi bolehkah aku minum dari cawan itu....
Him : Bukan meminumnya anakKu.... hanya mencicipinya.... sececap saja....
Me : Kenapa harus begitu, bukankah Bapa tadi bilang akan memberikan semuanya kepadaku?
Him : Benar, tapi kali ini kau hanya akan meminumnya sececap....
Me : Lalu bagaimana aku bisa menikmatinya, bahkan aku tak akan tau rasanya bila cara meminumnya harus seperti itu....
Him : AnakKu, jika Kuberikan semua isi cawan ini kepadamu, dan membiarkanmu meneguknya sampai habis, maka yang kaurasakan itu bukan lagi anggur sukacita...
Anggur sukacita haruslah menjadi kerinduan bagimu...
Anggur sukacita harus dinikmati dengan ketenangan dan ketulusan...
Saat kau mencecapnya dengan segenap rasa cinta maka itulah kebahagiaan...
Manisnya di bibirmu akan menjadi kenangan, dan menjadi harapan yang menghidupkan...
Dan bilamana kau langsung meneguknya sampai habis, disitulah segala akhir dan hanya tinggal segala kesia-siaan yang kau rasakan....
Me : Bapa semuanya sungguh indah, tapi sampai kapankah aku boleh mencicip anggur itu?
Him : Hanya Akulah satu-satunya pemilik dari segala yang dimiliki... Lepaskanlah segala beban hatimu, lepaskan segala kekuatiran itu! Nikmati sajalah setiap perjalananmu, dan Aku akan memanggilmu selalu untuk menikmati anggur dalam cawan ini.
Me : Bapa, sesungguhnya saat aku mencoba memahami segala maksudMu, aku mengerti tapi semakin tak mengerti, memahami namun semakin tak paham...
Selamatkanlah aku Bapa, seperti yang biasa Kau lakukan setiap kali aku terjerat...
Ampunilah aku Bapa, seperti biasa Kau lakukan setiap kali aku bersalah...
Love You Father....

mahendraswari©05042009

March 17, 2009

SIRAKH 51 : 7-8

“Dari segala pihak aku dikelilingi orang dan tidak ada penolong, aku memandang keliling mencari bantuan dari manusia, tapi tidak ada. Maka teringatlah aku akan belas kasihan-Mu, ya Tuhan, dan akan pekerjaan-Mu dari dahulu kala, bahwasanya Engkau melepaskan orang yang berharap kepada-Mu serta menyelamatkan mereka dari tangan para musuhnya.”

Oh Bapa...
Setinggi aku terbang.... sedalam aku menyelam....
Aku hanyalah berakhir padaMu
Kau adalah tujuan yang tak terelakkan lagi....
Kau menuntunku tuk selalu merengkuh lagi pelukanMu...

Bapa...
Kutenggak sendiri cawanku.... benar-benar seorang diri...
Cawan bahagia, cawan derita, semua hendak kutelan seorang diri...
Adakah yang dapat kupercaya selain Engkau...
Adakah yang penuh cinta melebihi Engkau...
Adakah yang benar-benar tulus seperti Engkau...
Adakah pembawa damai semurni Engkau...

Bapa...
Aku benar-benar seorang diri...
Diantara musuh-musuhku, aku takluk dan tunduk...
Kubenamkan pandanganku di pasir yang masih menopangku...
Kau katakan padaku...
Bahwa Kau masih disitu menemaniku...

Mahendraswari©17032009

March 12, 2009

Becoming Kids

Guru berkata bilamana kita ingin masuk ke dalam kerajaan Bapa kita harus menjadi seperti anak kecil
(Matthew 18 : 1 – 4)

Kids...???
Memang Guru penuh kebijaksanaan,
perumpamaan yang diajarkanNya pasti ada pengertiannya
Untuk bergabung dalam kerajaan Bapa, kita harus memiliki sifat anak-anak??? Is it right??

or not??

Anak-anak polos dan jujur mereka berkata-kata dan berbuat tanpa beban...

tanpa perlu merasa takut akan menyinggung perasaan orang lain.
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan kebijaksanaan dan toleransi...

Anak-anak punya keinginan kuat dan tak terbendung...

berusaha mewujudkan segala yang diimpikan tanpa berpikir untung dan rugi, benar dan salah...
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan norma dan etika....

Anak-anak ceria dan menjalani hidup dengan kepasrahan...

tanpa berpikir apa hari esok masih ada makanan untuk dimakan atau rumah untuk berteduh...
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan perhitungan dan perencanaan....

Bagaimanapun kerasnya mencoba tentu kita tak bisa menjadi seperti anak-anak dalam arti yang seperti itu....

why?? Karena kita orang yang dewasa....

So... bagaimana aku merasakan Surga....???

Jawabku...
“Dengan tulisanku.... dengan semua tulisanku aku bisa berpikir menjadi apa saja, menjadi siapa saja, mewujudkan yang tak mungkin bisa ada, meraih segala impianku, dan menuangkan segala halusinasi dan teriakan-teriakan jiwa anak-anak yang kuyakin masih selamanya tinggal di diriku.....”

Mahendraswari©12032009

March 4, 2009

Kahlil Gibran

“dipetik dari Trilogi Hikmah Abadi : An-Naby wa Al-Hadiqatu An Naby, Kairo (t.p) 1971)”

Tentang Cinta : Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya,meski jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku. Dan pabila sayap-sayapnya merengkuhmu, pasrahlah dan menyerahlah, meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu. Cinta takkan memberikan apa-apa pada kalian, kecuali keseluruhan dirinya, dan ia pun tidak mengambil apa-apa dari kalian kecuali dari dirinya sendiri.

Tentang Perkawinan : Kalian diciptakan berpasang-pasangan, dan selamanya pula kalian akan berpasangan. Saling mengasihilah tapi jangan jadikan cinta sebagai belenggu. Bernyanyi dan menarilah bersama dalam segala suka dan duka, dan sisakan ruang bagi masing-masing untuk menghayati ketunggalannya.

Tentang Keturunan : Anak-anak kalian itu bukanlah anak-anak kalian. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri. Kalian berhak membuatkan rumah untuk tubuh-tubuh, tapi bukan untuk jiwa-jiwa mereka. Sebab jiwa-jiwa mereka adalah penghuni masa depan yang tiada dapat kalian kunjungi, meskipun hanya dalam mimpi.

Tentang Pemberian : Sesungguhnya yang terjadi adalah, kehidupan memberi kepada kehidupan. Sedang kalian yang merasa diri sebagai pemberi, tidak lebih dari sekedar saksi.

Tentang Kerja : Ketika bekerja, kalian bagaikan sepucuk seruling yang menjadi jalan bagi bisikan waktu untuk menjelma menjadi lagu. Mencintai kehidupan dengan bekerja, adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam. Tapi aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan hasrat dan keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta.

Tentang Kesenangan dan Kesedihan : Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka kedoknya. Sebab dari sumber yang sama yang melahirkan tawa, betapa seringnya ia mengalirkan air mata. Hakikatnya, kalian ditempatkan tepat di tengah timbangan, yang adil, antara kesenangan dan kesedihan.

Tentang Kebebasan : Hatiku menangis air mata darah, karena aku tahu bahwa kalian hanya dapat bebas sepenuhnya jika dapat menyadari bahwa keinginan bebas pun merupakan belenggu bagi jiwa-jiwa kalian – jika kalian telah dapat berhenti bicara tentang kebebasan, hari-hari kalian tiada kosong lagi dari beban pikiran dan malam-malam kalian juga tiada sepi dari duka dan kesedihan.

Tentang Doa : Doa tidak lain adalah penyatuan diri dengan denyut nadi semesta. Kalian akan mendengar dalam diam : “Tuhanku yang Agung, kehendak-Mu yang berlaku dalam diriku, mengganti malam milik-Mu menjadi hari-hari juga milik-Mu. Kami tak kuasa meminta, karena Engkau Makatahu kebutuhan kami, bahkan sebelum kebutuhan itu menjadi kebutuhan – Engkaulah kebutuhan kami yang sejati.

Amen.
Big thanks to Pakde “romo” Ag. Sukandar, nyuwun pangapunten bukunya lama dipinjam, maklum satu hari bacanya satu kalimat.
Mahendraswari©04032009

February 5, 2009

Kutitipkan...

Jesus guruku yang sejati
kutitipkan padaMu... segala rasa syukur...
tuk disampaikan pada Bapa...

Tlah habis segala kata....
ku hanya bisa bertanya...
kenapa tak pernah putus Kau berikan...
sepenuh rasa bahagia...
setiap detik dalam kehidupanku...
dalam suka dan duka, bahagia itu selalu ada...

kenapa tak pernah putus Kau menjawab... segala tanya dariku...
setiap gerak tubuhku, tiap isyarat dariku.....????
Sungguh ku tau.... betapa dalam CintaMu untukku....

Mahendraswari - 05022009

If I Talk About love

Cinta... hemmh...
Yang belia sangat akrab ditelinga, dibibir, dimata...
Satu kata yang sangat terlalu umum...
Selalu dibicarakan dan ditinggi-tinggikan...
Dipuja-puja, diletup-letupkan dan dihambur-hamburkan...
Hingga hilang esensinya...

Tapi diatas hanya sepenggal paragraf...cibiran...keangkuhan...
dari seorang aku yang merasa sudah melaluinya...
dan menganggap semua hanya sia-sia...

Berikanlah tamparanmu padaku hingga aku bisa menyelami masa-masa yang lalu...
Mengerti arti semangat yang berkobar, batin yang meledak-ledak dalam hasrat dan keinginan...
Menjadi bekal yang tak tersadar bagi langkah di masa depan...

Cinta macam apa yang harus diserahkan, bila waktu bukanlah jawaban...
Bagai mengguncang gunung berapi,...
Cukuplah mengaduk-aduk perut bumi, hingga membawa kehangatan dan kehidupan bagi segala makhluk diatasnya...
Jangan kau biarkan pijar apimu meletup dan mengalirkan lava bencana bagi kehidupan yang bersandar padanya...
Stupid Cupid??!!
Kauhempaskan aku pada batu karang

Mahendraswari ©05022009

February 4, 2009

Bride of Heaven

Ave Maria...
Ibu yang mulia,.. jadikanku sepertimu...
Pemahamanmu yang luar biasa titiskanlah padaku...
Segala kesempurnaan ibu ada padamu, ajarilah aku...
Jiwa yang murni, hati yang perawan,...
Sungguh pantaslah sebutan itu untukmu

Ave Dominus...
Keteguhanmu mengantarkan Putramu ke Golgota...
Belas kasihmu tak lepas menatap sang Putra dalam siksa...
Tatapanmu mengobati tiap bilur-bilur lukaNya...
Cintamu menguatkan perjalananNya...
Doa yang tak kunjung putus... meluncur dari kemurnian hatimu...
Ibu...betapa cintamu pada sang Putra...
Lihatlah saat Dia menatapmu dari salibNya...
Ibu... segala kepasrahanmu, kesucian hatimu, kekuatan cintamu...
Perihnya siksa batinmu...itulah doa yang kauajarkan

Ave Maria...
Hati perawan ibu yang remuk dan terperas, hancur luluh namun teguh...
Lihatlah, doamu wangi hingga ke tempat yang paling tinggi...
Menyelamatkan Sang Putra... dari derita...
hingga kini Dia hidup selamanya..

Mahendraswari©04022009

January 27, 2009

Keep me in Your silence!

Bapa...
aku ada di pertandingan, sebagaimana Kau mengutusku...
aku masuk ke lapangan, membawa benderaMu yang dimeteraikan di lengan...
berusaha keras sekedar untuk diatas angin, menang.... terlalu tinggi dijadikan harapan...

Bapa...
Saat ku letih Kau menyeka keringatku....
Saat ku putus asa Kau membangun semangatku...

Bapa...
Aku tidak akan menyerah, demi Dikau yang kucinta...
Kutelan segala takutku, kulempar segala raguku

Bapa...
Kaulihat juga... kini siapa yang masuk ke lapangan...
Setelah kusingkirkan musuh-musuhku.... yang lain berdatangan...
Mereka tidak sama...
Angkara, Keserakahan, Kelicikan, menjilat habis wujud mereka...

Bapa...
Aku ngeri, mereka seperti virus yang siap menghisap sekujur nadiku...
Mereka seperti arus yang siap menghempaskan ku keras bersama gelombangnya..

Bapa...
Kupalingkan pandangan padaMu...
Kurindu jawabMu...
or
Keep me in Your silence!

Mahendraswari©27012009

January 13, 2009

Aku Berpikir...

Aku berpikir...
Kenapa hidup dibelenggu cinta...
Aku cinta ibuku, aku takut kehilangan ibuku...
Aku cinta anakku, aku takut meninggalkan anakku...

Meski aku tau...
Hidupku bukan dari ibuku meski aku lahir melalui ibuku...
Hidup anakku bukan milikku meski dia ada melalui aku...

Keterikatan membelenggu jiwa...
Batin yang berpikir terus menyiksa...
Apa yang terjadi esok, bila esok hari bukan seperti hari ini...

Manusia sendirian saja, menyelami setiap makna kehidupan
Mencari tau tujuan dan makna keberadaan...
Haruskah aku tidak mengkhawatirkan masa depan?
Tapi aku bertopeng manusia...
Haruskah aku tidak mempertahankan kehidupan?
Tapi aku hanya bertopeng manusia...

Berbisiklah padaku, karena Engkau tak pernah tak memberitahu
Pandanglah hingga kedalaman jiwaku, karena Engkau ingin kami tau segala pikirMu।

Mahendraswari©13012009