April 27, 2011

Sore Bersama Guru

Di suatu sore yang hangat, Guru mengajakku berjalan mengelilingi taman. Kami berjalan perlahan sambil membebaskan pandangan dan pendengaran...

Aku menunggu... tapi tak satupun kata meluncur dariNya.

Kami tetap berjalan seiring, menyamakan langkah dengan ringan.
Sayup kudengar nafasNya yang begitu teratur, .........tanpa sadar kuikuti iramaNya.

Masih tak ada kata-kata, meski terkadang Dia melirikku dengan senyuman.
Banyak yang datang dan pergi di otakku, pikiranku mulai penuh dengan gambaran rumit kehidupan.
Aku berusaha melenyapkan... kugantikan dengan heningnya Guruku, dengan sayup nafas Guruku, dan dengan nada berat dari nafasku sendiri...

Perlahan aku menyentuh kemerdekaan, mencapai pikiran hening dan damai.
Suara langkah, suara angin, suara nafas, suara burung, suara air, suara keramaian anak-anak bermain.. menghipnotisku keluar dari segala kerumitan.

Tapi hanya sesaat

Menit-menit berikutnya aku telah kembali dalam kesadaran yang membiru.
Kepalaku kembali penuh kesedihan di masa lalu, kekhawatiran di masa datang.
Begitu banyak manusia datang dan pergi dari pikiranku, perang antara ego mulai terjadi lagi... pikiranku mulai bekerja keras mencari pembenaran atas segala tindakanku... lelahnya aku... aku sudah lupa bahwa aku sedang menyamakan nafas dengan Guruku.

Aku berusaha keras lagi menyingkirkan gambaran-gambaran yang bermunculan di kepala... kutajamkan lagi pendengaran, memfokuskan pandangan pada keindahan sekitar.

Kulirik Guruku, rupanya tanpa sadar aku sudah berjalan sedikit didepan..
Aku kembali menantiNya, aku ingin disisiNya, mendengar lagi nafasNya, menyamakan lagi dengan langkahNya...

Guru menggandeng tanganku, tapi tetap diam, kami telah sampai disisi lain taman... penuh dengan bunga dan rumput, kolam dengan pancuran bambu, pohon besar yang teduh, dan sinar jingga sang surya yang mulai meredup.

Kami berjalan tenang, energi hangat kurasakan dari genggaman tangan Guruku... mengalir ke tanganku dan akhirnya memenuhi seluruh rongga dadaku dan mulai menyebar ke seluruh penjuru tubuhku...

Aku kembali dalam ketenangan, kekosongan, kedamaian, kenyamanan... aku hanya mendengar alam, mendengar langkah kaki kami, mendengar irama nafas....

Aku manusia yang bahagia, aku manusia yang dikasihi, aku manusia yang terbebas dari belenggu duniawi, aku manusia yang menjalani hidup pada saat ini.

Hingga matahari hampir tenggelam, aku baru menyadari betapa dalam yang Guru ajarkan hari ini.
Jesus Guruku... tlah habis juga kataku.
Deo Gratias.