July 16, 2012

Kesadaran Murni

dikutip dari : Ashtavakara Gita atau Ashtavakara Samhita, dialog antara Ashtavakara [seorang yogi yang sudah sadar] dan Janaka [raja Kerajaan Mithila].

JANAKA BERTANYA: "Wahai, Yang Maha Mulia, bagaimana caranya mencapai
kebijaksanaan? Dan bagaimana cara pembebasan terjadi? Dan bagaimana
ketidakterikatan dapat dicapai? Tolong jelaskan kepadaku."

ASHTAVAKRA MENJAWAB: "Wahai Yang Terkasih, jika kau  ingin terbebaskan
dari racun penderitaan yang disebabkan oleh berbagai nafsu, maka
minumlah madu yang  terbuat dari pemaafan, kepolosan, kasih, kepuasan,
serta kebenaran. Kau bukan bumi, bukan udara, bukan api, bukan air,
dan bukan ruang. Untuk mencapai pembebasan, maka sadarilah dirimu
sebagai 'Sang Saksi', yang selalu menyadari segala sesuatu tanpa
terikat olehnya.

"Jika kau dapat memisahkan dirimu dari badan fisik, dan beristirahat
dalam Kesadaran-Murni, maka setiap saat kau akan berada dalam keadaan
bahagia, damai, dan bebas dari berbagai keterikatan.

"Kau  bukanlah dari kasta brahmana atau kasta yang lainnya. Kau tidak
berada dalam empat-keadaan-hidup, yaitu: keadaan jaga, keadaan mimpi,
keadaan tidur tanpa mimpi, dan keadaan Turiya. Kau bukanlah objek dari
mata atau berbagai pancaindera lainnya. Kau tidak terikat dan tanpa
bentuk. Kau adalah Sang Saksi bagi seluruh alam semesta. Sadarilah hal
ini dan berbahagialah.

"Wahai, Yang Berkesadaran Luas, agama dan atheisme, kebahagiaan dan
penderitaan: semua itu berasal dari pikiran. Semua hal itu bukanlah
untukmu. Kau bukanlah subjek atau objek. Sejak semula kau telah berada
dalam keadaan terbebaskan.

"Kau adalah Sang Saksi yang menyaksikan segala sesuatu. Dan pada
hakekatnya kau selalu bebas. Kau menjadi terikat karena kau selalu
melihat bahwa Sang Saksi itu berada di luar dirimu, bukan di dalam
dirimu sendiri.

"Jika kau berkata: 'Aku adalah sang pelaku,' maka berarti kau telah
membiarkan ular hitam ego mematuk dirimu. Dan jika kau berkata: 'Aku
bukanlah sang pelaku,' maka berarti kau telah meminum madu keimanan
serta selalu hidup dalam kebahagiaan.

"Katakan: 'Aku adalah Kesadaran-Murni', maka selanjutnya - setelah kau
membakar hutan ketidaksadaran di dalam dirimu dengan api kepastian ini
- kau pun akan mengatasi penderitaan serta selalu hidup dalam
kebahagiaan.

"Dunia khayal ini diproyeksikan oleh pikiranmu seperti seutas tali
yang disangka sebagai seekor ular. Jika kau menyadari hal ini, maka
kau akan terberkati dengan kebahagiaan, kebahagiaan terakhir, dan
selanjutnya kau akan mengembara dengan gembira. Orang yang menyadari
dirinya bebas, maka dia telah bebas. Orang yang menganggap dirinya
terikat, maka dia selalu hidup dalam keterikatan. Dunia ini seperti
yang diungkapkan oleh sebuah pepatah lama: 'Kau akan menjadi seperti
apa yang kau pikirkan.'

"Jangan katakan: 'Aku adalah individu yang diproyeksikan oleh
kehidupan.' Letakkan ilusi ini, letakkan juga perasaan berada di dalam
dan di luar, dan bangunlah ke dalam pemikiranmu bahwa kau adalah Yang
Tak Berubah, Kesadaran-Murni tanpa dualisme.

"O putra, selama ini kau terikat pada tali kesadaran-tubuh. Potong
tali itu dengan pedang: 'Aku adalah Kesadaran Murni', maka kau akan
berbahagia. Kau tidak lahir, tidak hadir, tidak bergerak, tidak
berubah, tidak hancur, dan tidak musnah. Kau adalah kesatuan dari
segala sesuatu, sendiri, tak bertindak, tidak bersalah, dan selalu
tercerahkan. Bila kau merasa terikat dan diperbudak, maka hal itu
terjadi hanya saat kau mempraktekkan meditasi.

"Alam semesta ini meluas ke segenap penjuru oleh dirimu. Alam semesta
ini terus meluas di dalam dirimu. Pada hakekatnya kau adalah
Kesadaran-Murni. Maka, janganlah kau berpandangan sempit. Kau tidaklah
terikat, tak berubah, tanpa bentuk, tak terpecah dalam pasangan yang
saling bertentangan, tak dapat diduga, bijaksana, dan tak pernah
gelisah. Maka, cukuplah kau hanya beriman kepada Kesadaran-Murni yang
ada di dalam dan di luar dirimu.

"Ketahuilah bahwa setiap yang berbentuk adalah palsu, dan ketahuilah
pula Yang Tanpa Bentuk sebagai Yang Tak Berubah dan Abadi. Mengetahui
kebenaran dari pelajaran ini akan mengakhiri siklus kelahiran kembali
ke dunia ini. Sama halnya seperti bayangan dari sebuah cermin, yang
terbayang di dalam dengan di luar cermin adalah sama,  maka Tuhan yang
sama juga ada di dalam dan di luar badan ini. Begitu pula halnya,
Tuhan Yang Maha Esa meliputi semua yang ada di langit dan juga
meliputi benda-benda di bumi, Brahman yang kekal abadi juga meliputi
segala sesuatu."

JANAKA BERKATA: "Sungguh mengagumkan, ternyata Sang Aku Yang Abadi itu
tak pernah bersalah, selalu damai, selalu sadar, dan melampaui
gejala-gejala alam. Aku telah tertipu oleh ilusi selama ini.

"Sang Aku sendirilah yang menerangi badan ini, apakah Sang Aku juga
yang menerangi alam semesta? Seluruh alam semesta ini adalah milik
Sang Aku atau tidak sama sekali.

"Sungguh mengagumkan, setelah meninggalkan badan ini dan alam semesta,
berdasarkan pengajaranmu yang bijak, sekarang Aku hanya melihat Tuhan.

"Sama seperti ombak, buih, dan gelembung tak lain hanyalah air, maka
seluruh alam semesta ini beserta isinya berasal dari Atma, dan tidak
lain adalah Atma.

"Sama seperti kain, yang setelah diamati dengan seksama, tak lain
hanyalah benang, maka dunia ini tak lain hanyalah Atma

"Sama seperti gula yang diproduksi dari sari tebu, secara keseluruhan
hakikat dari gula juga diliputi oleh sari tebu itu. Maka, alam semesta
ini juga diproduksi dari Sang Aku dan meluas ke segenap penjuru
melalui Sang Aku pula.

"Karena ketidaksadaran, maka dunia yang ilusif ini menjadi terlihat.
Karena kesadaran, maka dunia yang ilusif ini menjadi tidak terlihat.
Karena ketidaksadaran, maka tali akan terlihat sebagai ular. Karena
kesadaran, maka tali tidak akan terlihat sebagai ular.

"Cahaya adalah hakikat dari Sang Aku. Aku bukanlah sesuatu selain
cahaya. Ketika alam semesta menerangi dirinya sendiri, sesungguhnya
Sang Aku yang bersinar menerangi alam semesta itu.

"Sungguh mengagumkan, melalui ketidaktahuan alam semesta khayal ini
nampak kepadaku, sama halnya seperti perak yang terlihat di dalam
sebutir mutiara, atau seekor ular di dalam seutas tali, atau suatu
fatamorgana di dalam sinar matahari.

"Sama halnya seperti sebuah pot yang lenyap ke dalam tanah liat, atau
suatu gelombang yang menghilang ke dalam air, atau suatu gelang ke
dalam emas, alam semesta yang berasal dari Sang Aku adalah muncul dari
Sang Aku dan akan menghilang ke dalam Sang Aku.

"Begitu mengagumkannya Sang Aku, maka aku bersujud menyembah kepada
Sang Aku. Ketika seluruh dunia akan binasa seperti rumput perdu, maka
Sang Aku tak akan binasa. Karena Sang Aku adalah Abadi.

"Begitu mengagumkannya Sang Aku, maka aku bersujud menyembah kepada
Sang Aku. Meskipun Sang Aku berbadan, namun Sang Aku tidak datang dari
mana pun dan tidak pergi meninggalkan apa pun, tetapi tetap tinggal
melingkari dan meliputi alam semesta ini, selalu berada Di Sini dan
Saat Ini.

"Begitu mengagumkannya Sang Aku, maka aku bersujud menyembah kepada
Sang Aku. Tidak ada sesuatu pun di sini yang mampu seperti Sang Aku,
yang telah mendukung alam semesta untuk menjadi abadi tanpa
menyentuhnya melalui perantaraan badan.

"Begitu mengagumkannya Sang Aku, maka aku bersujud menyembah kepada
Sang Aku. Sang Aku bukanlah segalanya atau Sang Aku adalah segalanya.
Sang Aku juga meliputi semua suara, kata, atau pemikiran tentang Sang
Aku dan segala sesuatu."