December 5, 2008

I usually miss for Christmas

Desember….
wangimu seperti X’mas

Tahun -tahun telah berlalu
Saat-saat ku lari menyambutmu
Mencium aromamu
dan bersukacita atas kedatanganmu

Aku kini bukan seperti dulu….
Aroma Desember tinggal kenangan
Jejak-jejak kecil sukacita bukan lagi punyaku

Segala kerumitan di benakku
Membangun tembok yang tinggi

Biasanya aku
Merindukan pohon natal
Merindukan Santa Claus
Merindukan hujan Desember

Sukacita X’mas di sekolah bersama kawan-kawan kecilku
Berjalan bersama ke Gereja bersama Guru dan sahabat

Hemmmph
Waktu telah mengusirku…

mahendraswari©051208

October 24, 2008

Foot Prints

Tiada.....
Ada.......
Tiada.....

Begitu cepat...
bersama angin...
bersama buih-buih ombak
Kau buat kami menuliskannya di pasir....
Kau menghapusnya
Kau buat kami sekali lagi mengukirnya....
Kau menghapusnya
Kau buat kami tak putus asa
melukiskan semua asa
Kau menghapusnya pula
Segala perintahMu hanya untuk melelahkan kami...
KataMu “adakanlah yang tiada!”....
tapi Kau malahan meniadakan yang sudah ada...
Terulang... terulang.... hingga habis waktu kami....
Mengapa....???? tanyaku......
Apakah jawabMu???..............

Jejak langkah kami Ya Tuhan...
ku tau tak Kau hapus dengan sia-sia
Kau simpan setiap kepingnya...
dan akan Kau tunjukkan pada kami pada saatnya...
Sebagai bukti...
setiap langkah berarti yang kami tapaki.....
Sebagai bukti...
perjalanan suci telah terlalui demi menuju pintuMu yang abadi.....

Mahendraswari ©241008

September 22, 2008

Renegotiation

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku
(Yesaya 55:-9)

Suatu ketika Tuhan mengetuk pintu rumahku
Tuhan : AnakKu, kau mengundangKu untuk singgah kerumahmu,
ada apakah gerangan sehingga tampaknya begitu penting?
Aku : Silakan masuk Tuhan, duduklah terlebih dahulu!
Tuhan : Baiklah
Aku : Tuhan masihkah Engkau ingat, dahulu Engkau pernah mejanjikanku
upah satu Dinar untuk aku bekerja bagiMu dari pagi sebelum
matahari terbit hingga petang setelah matahari tenggelam?
Tuhan : Ya, itu benar. Dan bukankah aku selalu memberikan apa yang
menjadi hakmu secara tepat waktu, sesuai perjanjian kita dahulu?
Aku : Iya Tuhan, tetapi aku tahu bahwa Engkau telah merekrut pula
beberapa orang upahan lain yang bekerja bagiMu hanya satu jam
di sore hari, dan Engkau memberikan bayaran senilai satu Dinar pula
bagi mereka. Tuhan aku sangat sedih, dan aku merasa
Engkau telah berbuat tidak adil padaku.

(hening)

Tuhan : AnakKu..... kenapa kau iri hati karena aku bermurah hati....?
Tuhan : Apakah aku pernah memberimu ular saat kau meminta ikan,
ataupun memberikan batu saat kau minta roti?

(hening)

Aku : Tuhan, aku tahu Engkau murah hati... tapi bagiku keadilanMu
sungguh membuat akal sehatku berantakan
Aku : Aku hanya berusaha melakukan negosiasi ulang....
Itulah satu-satunya upaya yang mampu kutempuh...
Engkau pun tahu aku tidak bisa menaikkan nilai diri dengan gertakan resign.
Hanya Kau satu-satunya Tuan di sini...

(hening)

Tuhan : Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku
dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu

©Mahendraswari 220908

September 12, 2008

What About A Real Christian?


Bila kita Kristiani yang sesungguhnya,
adalah baik bila tidak saling mencerca, berdebat, dan menyalurkan energi
hanya untuk berpikir di dalam ruang “adat dan tata liturgi”

Kenapa harus mendebatkan Maria Ibu Yesus yang telah damai di kerajaanNya...
Kenapa harus mempertanyakan kedudukan Paus di Vatikan...
Kenapa pula harus menyangsikan ketotalitasan Pendeta dalam melayani umat, sembari berjuang dalam kehidupannya berkeluarga...

Kenapa tidak... mulai hari ini..
Kita berbicara tentang Kekristenan yang sesungguhnya...
Bagaimana kita meningkatkan kualitas diri,
sehingga kita masing-masing menjadi sepeti apa yang dikehendakiNya, yaitu
Menjadi Garam bibit unggul... segenggam yang mengasinkan lautan...
Menjadi Terang tak kesudahan... lentera yang menerangi dunia...

Dominus Vobiscum
Mahendraswari ©120908

September 2, 2008

What am I without hope?

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)

Masihkah aku dan kamu menyangkal, bahwa Ia memberikan penghiburan di setiap kedukaan, memberi sukacita di saat kesedihan, memberikan kekuatan dikala kelelahan.

Aku... masih dan selalu

dan betapapun aku tau bahwa Dia berjaga dengan 1000 bala tentara di luar kemah, untukku.
aku membenciNya karena Dia tak disampingku.

dan betapun aku tau bahwa Dia menuntunku menuju Air Kehidupan
aku kecewa padaNya karena Dia tidak menggendongku sepanjang perjalanan.

dan betapapun aku tau betapa sengsaraNya Ia mencintaiku
aku tetap menghujatnya karena Ia...... [bukan]... karena aku sungguh tinggi hati dan tak tau diri..

But... what am I without hope???
The only thing that keep me stand and hope to You....

Mahendraswari ©020908

August 19, 2008

Caelitus Mihi Vires

Kau pandangkah wajahku Ya Tuhan? Kau pasangkah telingaMu atas irama nafasku?

Kau terpakan gelombang, seakan aku sekeras karang di lautan

Kau hancurkan hatiku perlahan... dengan penantian

Kau acuhkan teriakanku minta tolong..

ku minta tak Kau berikan, ku ketuk pintuMu tak kaubukakan

tahun demi tahun, tak lelah ku memandang harapan...

sesungguhnya jiwaku letih dan kering, harapan bukanlah kenyataan

mulutku tak mampu lagi mengucap permintaan...

hanya rasa syukur yang kuhantarkan atas nikmatnya tiap kesakitan

kepedihan menjadi makanan bagi hidupku, telah kebal pula bagi jiwaku.. entah sampai kapan?...

Tuhan biarlah aku akan berhenti mengucap permintaan, terimalah saja syukurku, atas tiap menit kehidupan..

karena aku mencintaiMu tanpa syarat,

biarlah aku bertahan bersama harapanku...

Tak perlu Kau mengindahkanku, terima saja persembahanku

semoga Kau berkenan...

setitik harapan yang tetap kuperjuangkan

“Janganlah hal ini Kautimpakan pada setiap keturunan”

I love You God, Caelitus Mihi Vires


Mahendraswari ©190808

August 13, 2008

The Lord Didn't Teach Any Religion


"The Lord didn't teach any religion"...
begitu yang aku pahami, dan egoku berpendapat semua yang bernafas di bumi baik untuk mengakuinya.
Why? ?
supaya tentramlah bumi yang kupijak, dan tidak ada lagi kata Tuhan"mu" atau Tuhan"ku" dari mulut orang yang selalu meneriakkan bahwa Tuhan itu satu.
The Lord teaches me
how to love,
how to give, and
how to make peaceful on earth
Ia mengirim Sidharta, Ia mengirim Yesus, dan mungkin juga

Ia mengirim anda dan saya untuk suatu alasan yang lebih besar dari yang kita bayangkan.
Tidakkah manusia lelah berseteru, apalagi yang mengatasnamakan pembelaan untuk tuhan.
tuhan yang mana??.. tuhan yang mana yang memerlukan pembelaan manusia??
Sidharta, Jesus, Muhammad, dan lainnya telah lebih dahulu memberikan contoh kepada kita, betapa mereka mampu menemukan misi dari hidup yang sesungguhnya.
I true believe...
bahwa Sidharta, Jesus, Muhmmad sangat mengharapkan kita berbuat lebih daripada mereka..
menemukan kebenaran yang sejati dan selalu bicara esensi.

Mahendraswari ©130808

August 8, 2008

Marked by Behaviour


Banyak orang mengetahui tentang hakekat kehidupan, semua sependapat bahwa inti dari intelektualitas, spiritualitas dan kawan-kawannya itu adalah pada “perbuatan”.

Tapi... apa cukup sampai hanya pada tingakatan “tahu”???

Bangga pada diri sendiri karena merasa tahu, mengiklankan dirinya yang merasa tau, bahkan mengkuliahi orang-orang di sekitarnya yang dirasanya kurang tahu.

Apa dia benar tahu???

Seseorang yang benar-benar “tahu”akan memaknai hidup dengan tidak mendoktrin sesamanya, ia akan mundur dari ketegangan syaraf, memancarkan kedamaian, mendinginkan kepala, dan bertapa dalam keheningan Yang Esa.

Seseorang yang tahu memaknai hidup, dia tenang, dia mengerti bahwa setiap jengkal tindakannya adalah misi dari kehidupan yang nyata.

Seseorang yang tahu memaknai hidup tidak panas telinganya mendengar nasihat orang fasik, ia seorang “absorber”. Mampu menyerap kemarahan orang lain, menyerap segala ketamakan duniawi dan meleburkannya menjadi energi yang lebih bermanfaat bagi bumi.

Sesungguhnya kita semua belum tahu, tapi ada jalan terbaik untuk dapat tahu dan paham. Sadari tiap gerakan, sadari tiap perkataan, karena manusia dikenali dari perbuatan. Satuhu hayu kang rahayu ing bumi.

Mahendraswari ©080808