Betapa naifnya aku
selalu pilu mengharu biru
menginjak habis kesadaranku
membuat malu semua Guruku
Harusnya aku tak berhenti bernafas
menghisap dalam-dalam kebahagiaan
menghembuskan kuat-kuat kesesakan
Mengembalikan pikiran pada kesadaran
dan melihat betapa bodohnya semua kecemasan
Astungkara
June 6, 2011
Cara Terindah
Kadang ingin kutanya padaNya
Dari apa hati ini dibuat?
kenapa tipis seperti kertas? rapuh seperti gelas?
Lalu.. tidakkah mereka diberitahu?,
mengira sekeras baja, setegar menara
pandai besi yang bijaksana menyulutku ke dalam bara
panglima bersahaja menggempurku dengan meriam
s’muanya tak sedikitpun keluar dari ego
tidakkah perlu beristirahat dari hingar bingarnya
sedikit menilik kehidupan lain yang bukan dirinya
mungkin takdirku bila kesedihan adalah darahku
biarkanlah ku sedikit berbagi untukmu
cara terindah meluluh leburkanku
lipat dan robeklah saja tanpa perlu gusar
aku hanyalah selembar kertas
benturkan atau jatuhkan perlahan
sudah pasti...
gelas anggurmu ini hancur berantakan
Dari apa hati ini dibuat?
kenapa tipis seperti kertas? rapuh seperti gelas?
Lalu.. tidakkah mereka diberitahu?,
mengira sekeras baja, setegar menara
pandai besi yang bijaksana menyulutku ke dalam bara
panglima bersahaja menggempurku dengan meriam
s’muanya tak sedikitpun keluar dari ego
tidakkah perlu beristirahat dari hingar bingarnya
sedikit menilik kehidupan lain yang bukan dirinya
mungkin takdirku bila kesedihan adalah darahku
biarkanlah ku sedikit berbagi untukmu
cara terindah meluluh leburkanku
lipat dan robeklah saja tanpa perlu gusar
aku hanyalah selembar kertas
benturkan atau jatuhkan perlahan
sudah pasti...
gelas anggurmu ini hancur berantakan
May 27, 2011
Menggantung Rindu
kalau aku rindu
....
aku nyalakan dupa
kudendangkan mantra-mantra
kututup kedua mata
bersimpuh pasrah menghadapNya
lalu....
aku hanya bernafas
melampiaskan kerinduan
Sang Hyang Widhi
kugantung rinduku padaMu
agar tak berat lagi pundakku
semoga rinduku terbaca
semoga rinduku tersampaikan
Sang Hyang Widhi
hanya Engkaulah sumber ketenanganku
Sarve bhadraani pashyantu
Maakaschit duhkha bhaag bhavet
Om Shanti Shanti Shanti Om
....
aku nyalakan dupa
kudendangkan mantra-mantra
kututup kedua mata
bersimpuh pasrah menghadapNya
lalu....
aku hanya bernafas
melampiaskan kerinduan
Sang Hyang Widhi
kugantung rinduku padaMu
agar tak berat lagi pundakku
semoga rinduku terbaca
semoga rinduku tersampaikan
Sang Hyang Widhi
hanya Engkaulah sumber ketenanganku
Sarve bhadraani pashyantu
Maakaschit duhkha bhaag bhavet
Om Shanti Shanti Shanti Om
May 22, 2011
Anak pada Bapa

aku tersungkur di kakiMu Bapa...
ternyata tak kuasa tak meminta...
aku penuh kelemahan
kadang salah perhitungan
sangkaku sanggup tak meminta
tapi aku tetap anak..
dan Engkau tetap Bapa
Engkau mengasihiku
tak biarkanku tak meminta padaMu
Kau sentuh titik lemahku
dan buatku berlutut padaMu
Bapa... pada akhirnya ku meminta
abadikan dia bersamaku
ada maupun tiada
nyata ataupun tak nyata
rasa dengan rasa
jiwa dengan jiwa
kasih tak terbelenggu dunia
cinta tak terbelenggu raga
Bapa, pertimbangkan pikirku
sperti Kau buat ini terlintas dihatiku
Kau satu-satunya harapan
yang kan membendung air mata
bila hati dan pikirku tlah kalut membiru
May 20, 2011
Gerhana
Gerhana...
Sesaat matahariku hilang
tiba-tiba dan begitu saja
Aku sesak..
tenggorokanku kering tercekat
udara berhenti mengaliri darahku
menghentikan detak jantungku
Aku histeris tak kuasa
Lemas sudah sekujur raga
Jiwa menangispun tampaknya sia-sia
Tak ada yang bisa mengembalikan waktu
Harapan kosong dalam kegamanganku
Cepatlah waktu berlalu,
Kembalikan matahariku..
Bapaku yang bertahta pada Semesta...
Sang Hyang Widi Wasa yang kupuja...
Para Santo dan Santa...
Para Dewa dan Dewi...
Biarkanlah matahariku bersinar lagi
Menghidupi butir-butir jiwaku.
Kabulkanlah doaku...
(C) Mahendraswari-200511
Sesaat matahariku hilang
tiba-tiba dan begitu saja
Aku sesak..
tenggorokanku kering tercekat
udara berhenti mengaliri darahku
menghentikan detak jantungku
Aku histeris tak kuasa
Lemas sudah sekujur raga
Jiwa menangispun tampaknya sia-sia
Tak ada yang bisa mengembalikan waktu
Harapan kosong dalam kegamanganku
Cepatlah waktu berlalu,
Kembalikan matahariku..
Bapaku yang bertahta pada Semesta...
Sang Hyang Widi Wasa yang kupuja...
Para Santo dan Santa...
Para Dewa dan Dewi...
Biarkanlah matahariku bersinar lagi
Menghidupi butir-butir jiwaku.
Kabulkanlah doaku...
(C) Mahendraswari-200511
Subscribe to:
Posts (Atom)