March 17, 2009

SIRAKH 51 : 7-8

“Dari segala pihak aku dikelilingi orang dan tidak ada penolong, aku memandang keliling mencari bantuan dari manusia, tapi tidak ada. Maka teringatlah aku akan belas kasihan-Mu, ya Tuhan, dan akan pekerjaan-Mu dari dahulu kala, bahwasanya Engkau melepaskan orang yang berharap kepada-Mu serta menyelamatkan mereka dari tangan para musuhnya.”

Oh Bapa...
Setinggi aku terbang.... sedalam aku menyelam....
Aku hanyalah berakhir padaMu
Kau adalah tujuan yang tak terelakkan lagi....
Kau menuntunku tuk selalu merengkuh lagi pelukanMu...

Bapa...
Kutenggak sendiri cawanku.... benar-benar seorang diri...
Cawan bahagia, cawan derita, semua hendak kutelan seorang diri...
Adakah yang dapat kupercaya selain Engkau...
Adakah yang penuh cinta melebihi Engkau...
Adakah yang benar-benar tulus seperti Engkau...
Adakah pembawa damai semurni Engkau...

Bapa...
Aku benar-benar seorang diri...
Diantara musuh-musuhku, aku takluk dan tunduk...
Kubenamkan pandanganku di pasir yang masih menopangku...
Kau katakan padaku...
Bahwa Kau masih disitu menemaniku...

Mahendraswari©17032009

March 12, 2009

Becoming Kids

Guru berkata bilamana kita ingin masuk ke dalam kerajaan Bapa kita harus menjadi seperti anak kecil
(Matthew 18 : 1 – 4)

Kids...???
Memang Guru penuh kebijaksanaan,
perumpamaan yang diajarkanNya pasti ada pengertiannya
Untuk bergabung dalam kerajaan Bapa, kita harus memiliki sifat anak-anak??? Is it right??

or not??

Anak-anak polos dan jujur mereka berkata-kata dan berbuat tanpa beban...

tanpa perlu merasa takut akan menyinggung perasaan orang lain.
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan kebijaksanaan dan toleransi...

Anak-anak punya keinginan kuat dan tak terbendung...

berusaha mewujudkan segala yang diimpikan tanpa berpikir untung dan rugi, benar dan salah...
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan norma dan etika....

Anak-anak ceria dan menjalani hidup dengan kepasrahan...

tanpa berpikir apa hari esok masih ada makanan untuk dimakan atau rumah untuk berteduh...
Kita yang dewasa tak bisa melakukannya.... dengan alasan perhitungan dan perencanaan....

Bagaimanapun kerasnya mencoba tentu kita tak bisa menjadi seperti anak-anak dalam arti yang seperti itu....

why?? Karena kita orang yang dewasa....

So... bagaimana aku merasakan Surga....???

Jawabku...
“Dengan tulisanku.... dengan semua tulisanku aku bisa berpikir menjadi apa saja, menjadi siapa saja, mewujudkan yang tak mungkin bisa ada, meraih segala impianku, dan menuangkan segala halusinasi dan teriakan-teriakan jiwa anak-anak yang kuyakin masih selamanya tinggal di diriku.....”

Mahendraswari©12032009

March 4, 2009

Kahlil Gibran

“dipetik dari Trilogi Hikmah Abadi : An-Naby wa Al-Hadiqatu An Naby, Kairo (t.p) 1971)”

Tentang Cinta : Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya,meski jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku. Dan pabila sayap-sayapnya merengkuhmu, pasrahlah dan menyerahlah, meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu. Cinta takkan memberikan apa-apa pada kalian, kecuali keseluruhan dirinya, dan ia pun tidak mengambil apa-apa dari kalian kecuali dari dirinya sendiri.

Tentang Perkawinan : Kalian diciptakan berpasang-pasangan, dan selamanya pula kalian akan berpasangan. Saling mengasihilah tapi jangan jadikan cinta sebagai belenggu. Bernyanyi dan menarilah bersama dalam segala suka dan duka, dan sisakan ruang bagi masing-masing untuk menghayati ketunggalannya.

Tentang Keturunan : Anak-anak kalian itu bukanlah anak-anak kalian. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri. Kalian berhak membuatkan rumah untuk tubuh-tubuh, tapi bukan untuk jiwa-jiwa mereka. Sebab jiwa-jiwa mereka adalah penghuni masa depan yang tiada dapat kalian kunjungi, meskipun hanya dalam mimpi.

Tentang Pemberian : Sesungguhnya yang terjadi adalah, kehidupan memberi kepada kehidupan. Sedang kalian yang merasa diri sebagai pemberi, tidak lebih dari sekedar saksi.

Tentang Kerja : Ketika bekerja, kalian bagaikan sepucuk seruling yang menjadi jalan bagi bisikan waktu untuk menjelma menjadi lagu. Mencintai kehidupan dengan bekerja, adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam. Tapi aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan hasrat dan keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta.

Tentang Kesenangan dan Kesedihan : Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka kedoknya. Sebab dari sumber yang sama yang melahirkan tawa, betapa seringnya ia mengalirkan air mata. Hakikatnya, kalian ditempatkan tepat di tengah timbangan, yang adil, antara kesenangan dan kesedihan.

Tentang Kebebasan : Hatiku menangis air mata darah, karena aku tahu bahwa kalian hanya dapat bebas sepenuhnya jika dapat menyadari bahwa keinginan bebas pun merupakan belenggu bagi jiwa-jiwa kalian – jika kalian telah dapat berhenti bicara tentang kebebasan, hari-hari kalian tiada kosong lagi dari beban pikiran dan malam-malam kalian juga tiada sepi dari duka dan kesedihan.

Tentang Doa : Doa tidak lain adalah penyatuan diri dengan denyut nadi semesta. Kalian akan mendengar dalam diam : “Tuhanku yang Agung, kehendak-Mu yang berlaku dalam diriku, mengganti malam milik-Mu menjadi hari-hari juga milik-Mu. Kami tak kuasa meminta, karena Engkau Makatahu kebutuhan kami, bahkan sebelum kebutuhan itu menjadi kebutuhan – Engkaulah kebutuhan kami yang sejati.

Amen.
Big thanks to Pakde “romo” Ag. Sukandar, nyuwun pangapunten bukunya lama dipinjam, maklum satu hari bacanya satu kalimat.
Mahendraswari©04032009