August 19, 2008

Caelitus Mihi Vires

Kau pandangkah wajahku Ya Tuhan? Kau pasangkah telingaMu atas irama nafasku?

Kau terpakan gelombang, seakan aku sekeras karang di lautan

Kau hancurkan hatiku perlahan... dengan penantian

Kau acuhkan teriakanku minta tolong..

ku minta tak Kau berikan, ku ketuk pintuMu tak kaubukakan

tahun demi tahun, tak lelah ku memandang harapan...

sesungguhnya jiwaku letih dan kering, harapan bukanlah kenyataan

mulutku tak mampu lagi mengucap permintaan...

hanya rasa syukur yang kuhantarkan atas nikmatnya tiap kesakitan

kepedihan menjadi makanan bagi hidupku, telah kebal pula bagi jiwaku.. entah sampai kapan?...

Tuhan biarlah aku akan berhenti mengucap permintaan, terimalah saja syukurku, atas tiap menit kehidupan..

karena aku mencintaiMu tanpa syarat,

biarlah aku bertahan bersama harapanku...

Tak perlu Kau mengindahkanku, terima saja persembahanku

semoga Kau berkenan...

setitik harapan yang tetap kuperjuangkan

“Janganlah hal ini Kautimpakan pada setiap keturunan”

I love You God, Caelitus Mihi Vires


Mahendraswari ©190808

August 13, 2008

The Lord Didn't Teach Any Religion


"The Lord didn't teach any religion"...
begitu yang aku pahami, dan egoku berpendapat semua yang bernafas di bumi baik untuk mengakuinya.
Why? ?
supaya tentramlah bumi yang kupijak, dan tidak ada lagi kata Tuhan"mu" atau Tuhan"ku" dari mulut orang yang selalu meneriakkan bahwa Tuhan itu satu.
The Lord teaches me
how to love,
how to give, and
how to make peaceful on earth
Ia mengirim Sidharta, Ia mengirim Yesus, dan mungkin juga

Ia mengirim anda dan saya untuk suatu alasan yang lebih besar dari yang kita bayangkan.
Tidakkah manusia lelah berseteru, apalagi yang mengatasnamakan pembelaan untuk tuhan.
tuhan yang mana??.. tuhan yang mana yang memerlukan pembelaan manusia??
Sidharta, Jesus, Muhammad, dan lainnya telah lebih dahulu memberikan contoh kepada kita, betapa mereka mampu menemukan misi dari hidup yang sesungguhnya.
I true believe...
bahwa Sidharta, Jesus, Muhmmad sangat mengharapkan kita berbuat lebih daripada mereka..
menemukan kebenaran yang sejati dan selalu bicara esensi.

Mahendraswari ©130808

August 8, 2008

Marked by Behaviour


Banyak orang mengetahui tentang hakekat kehidupan, semua sependapat bahwa inti dari intelektualitas, spiritualitas dan kawan-kawannya itu adalah pada “perbuatan”.

Tapi... apa cukup sampai hanya pada tingakatan “tahu”???

Bangga pada diri sendiri karena merasa tahu, mengiklankan dirinya yang merasa tau, bahkan mengkuliahi orang-orang di sekitarnya yang dirasanya kurang tahu.

Apa dia benar tahu???

Seseorang yang benar-benar “tahu”akan memaknai hidup dengan tidak mendoktrin sesamanya, ia akan mundur dari ketegangan syaraf, memancarkan kedamaian, mendinginkan kepala, dan bertapa dalam keheningan Yang Esa.

Seseorang yang tahu memaknai hidup, dia tenang, dia mengerti bahwa setiap jengkal tindakannya adalah misi dari kehidupan yang nyata.

Seseorang yang tahu memaknai hidup tidak panas telinganya mendengar nasihat orang fasik, ia seorang “absorber”. Mampu menyerap kemarahan orang lain, menyerap segala ketamakan duniawi dan meleburkannya menjadi energi yang lebih bermanfaat bagi bumi.

Sesungguhnya kita semua belum tahu, tapi ada jalan terbaik untuk dapat tahu dan paham. Sadari tiap gerakan, sadari tiap perkataan, karena manusia dikenali dari perbuatan. Satuhu hayu kang rahayu ing bumi.

Mahendraswari ©080808